Di NHW #2 ini kami para mamak belajar tentang 'bagaimana menjadi ibu profesional kebanggaan keluarga'.
Untuk mengukur tercapainya sesuatu dibutuhkan indikator, termasuk mengukur ketercapaian sebagai ibu
profesional. Indikator bertujuan untuk melihat apakah kondisi-kondisi yang
menjadi standar ibu profesional sudah dapat dicapai atau belum. Indikator yg dimaksud tentang 3 hal,
~indikator sebagai perempuan (individu)
~indikator sebagai istri
~indikator sebagai ibu.
Indikator bisa dievaluasi sesuai Timebond (dalam SMART) yang telah ditentukan.
Jika setelah dievaluasi banyak yg kurang sesuai boleh dilakukan penyesuaian indikator sesuai kondisi ibu yang "gue banget".
Kunci membuat checklist
indikator adalah SMART.
Singkatan dari,
▪ Specifik (unik/detil)
▪ Measurable (Terukur waktunya)
▪ Achieveable (Bisa diraih. Tidak terlalu mudah dan tidak
sulit)
▪ Realistic (Berhubungan dengan kehidupan sehari-hari)
▪ Timebond ( Berikan batas waktu).
SMART bisa digunakan sbg kunci membuat checklist indikator baik sbg individu, Istri ataupun Ibu.
Contoh:
Sebagai individu:
S : Sholat dhuha
M : Setiap hari, dilatih selama 2 bulan.
A : Insyaa Allah tidak terlalu sulit dan bisa
R : Ibadah sunnah utama yang penting untuk di kerjakan
T : Minimal 2 rakaat, waktunya sebelum jam 09.00 pagi.
Berarti kegiatan itu tergolong SMART. Bisa dijadikan checklist
indikator. Cara lain yang lebih mudah menerapkan SMART bisa dengan membuat tabel atau kerangka kerja.
Contoh lain banyak:
Individu: baca buku, olah raga, belajar tidak marah2
selama 2 bulan
Target indikator adalah kegiatan sehari - hari yang mudah, waktunya bisa disesuaikan dan
bisa dilakukan secara berulang sehingga menghasilkan good habit. Sehingga dengan sarana berlatih seperti ini wanita sebagai individu, istri dan ibu dapat meningkatkan kualitas diri.
Buat tabel kegiatan, beri tanda checklist (✔) jika kita mampu melakukannnya. Buat kolom tgl dan hari selama berapa bulan.
Indikator saya sebagai individu
Indikator individu yang penting dalam hidup saya untuk menjalankan list indikator di atas adalah ikhlasan dan harus bahagia, menjadi pribadi yang always happy itu modal utama agar segala yang dikerjakan tidak terasa sebagai beban.
Indikator saya sebagai istri
Untuk menentukan indikator sebagai istri, perlu saran dan tanggapan dari suami, misalnya kita sebagai istri tanya ke suami : 'sudah bahagiakah dia dengan saya hingga saat ini?' 'apa yang suami inginkan dari saya yang mungkin selama ini saya belum bisa lakukan?' 'yakin ayah sudah cukup punya istri kayak gini? Mumpung ada
momentumnya nih, ayo bilang, menurut ayah, apa yg perlu lebih baik lagi dari ibu?'.
Saya dan suami termasuk sama - sama saling bisa terbuka kalau sedang ngobrol serius, jadi untuk hal seperti ini butuh waktu berdua untuk fokus bahas hal ini, jadi memudahkan saya untuk tahu penilaian suami saya terhadap saya selama ini seperti apa. Suami tidak menuntut rumah harus selalu bersih, karena dia tahu bagaimana rempongnya mengurus rumah tanpa IRT dengan anak baduta yang lagi aktif - aktifnya dan penasaran dengan segala hal. Dia bisa maklum sekali.
Indikator saya sebagai ibu
Karena Arfan belum bisa ditanyai tanggapan mengenai 'ibu seperti apa yang dia pengen?' 'apa yang membuat dia bahagia ketika dengan saya, ibunya', jadi saya buat berdasarkan target - target saya sebagai ibu Arfan yang selama ini masih belum konsisten saya lakukan.
Kalau misalnya posisi belum punya anak, bisa diskusikan dengan suami bagaimana
indikator profesionalisme untuk istri saja, atau bisa mulai memplanning misal menjadi ibu ingin jadi ibu seperti apa.
Mendapatkan materi dan tugas ini saya merasa bersyukur bisa
belajar membuat indikator ini sekarang, selama ini saya belum benar-benar
menjalankan peran sebagai istri dan ibu. Setelah membuat indikator ini
mudah-mudahan saya bisa menjalankan peran sebagai istri dan ibu yang lebih baik
lagi. Indikator-indikator yang sudah saya buat bisa segera saya laksanakan dengan baik dan lancar. Aamiin
0 comment:
Posting Komentar