Bantul, 16 Maret 2012
Kepada
Bapak
Menteri Pendidikan Nasional
di
tempat.
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah,
pertama-tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah yang Maha Pemurah
karena limpahan rahmat, anugerah kesehatan dan juga kesempatan sehingga saya
dapat menulis surat untuk Bapak Menteri. Harapan saya, Bapak Menteri selalu dikaruniai kesehatan dan kelancaran
dalam mengemban amanah sehingga dapat mengemban
tugas kenegaraan, khususnya di bidang pendidikan dengan sebaik-baiknya. Amien..
Bapak
Menteri yang saya hormati,
Tahun
pelajaran yang akan datang Insya Allah saya sudah kelas XII. Artinya saya akan
lulus SMA dan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Doa restu dari bapak saya
harapkan, semoga saya dapat melanjutkan ke PT Negeri seperti yang saya dan
orang tua saya cita-citakan...Amien.
Hal yang merisaukan saya saat ini adalah
bahwa setiap perguruan tinggi baik negeri atau swasta mematok biaya kuliah yang
mahal. Hal tersebut tentu memberatkan siswa lulusan SMA yang ingin masuk ke
perguruan tinggi. Sistem seleksi calon mahasiswa pun kian sulit karena
mengutamakan besarnya biaya sumbangan pendidikan yang mampu dibayar oleh calon
mahasiswa. Syarat masuk PTN lebih condong pada biaya. Seolah – olah sistem yang
dipakai PTN seperti layaknya BUMN. Nah, yang ingin saya tanyakan, dapatkah
biaya kuliah terutama di PTN dapat terjangkau oleh kalangan rakyat jelata
seperti saya? Dapatkah sistem penerimaan mahasiswa tidak dipandang dari segi
kesanggupan membayar biaya kuliah? Bukankah yang terpenting adalah prestasi?
Melalui surat ini, saya sangat berharap bahwa perguruan tinggi di Indonesia dapat
menghasilkan lulusan-lulusan mahasiswa yang dapat ikut berperan membenahi
Indonesia dan menjadi generasi yang dapat mengentaskan Indonesia dari
kemiskinan dan ketertinggalan negara- negara
lain melalui pendidikan. Semoga
semua generasi muda Indonesia mampu malanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
dengan biaya terjangkau.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf
segala kekurangan dan terima kasih.
Hormat
saya,
Elida Nurul Fitri
0 comment:
Posting Komentar