Surat Untuk Presiden Indonesia #FOR 4


Bantul, 17 Maret 2012
Kepada Bapak  Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Republik Indonesia
di  Ibu  Kota  Negara  RI, Jakarta

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Halo, Pak SBY? Apa kabar, pak? Semoga bapak selalu dalam keadaan sehat wal’afiat, sehingga  dapat  mengemban  tugas  sebagai  kepala  negara  dan  kepala  pemerintahan dengan  sebaik - baiknya  serta  selalu  mendapatkan  hasil  kerja optimal  dan   terbaik, Amin.
Bapak SBY yang saya hormati,
Ada  suatu peristiwa yang sangat  membekas  di hati masyarakat Yogyakarta, khususnya Kabupaten Bantul. Ketika itu, saya masih kelas 5 SD, gempa bumi berkekuatan 5,7 SR memporak – porandakan  tempat  tinggal  saya. Saya  ingat betul bagaimana keadaan yang timbul setelah gempa itu terjadi. Banyak korban diangkut dengan gerobak, terdengar isak tangis, jerit pilu, rumah dan bangunan rusak  berat  dan  bahkan runtuh, yang tersisa tinggal puing-puing reruntuhan bangunan. Sedih sekali hati ini tatkala kembali mengingat  peristiwa itu. Kecamatan tempat tinggal saya termasuk daerah yang parah terkena dampak gempa, karena termasuk jalur merah, dekat dengan pusat gempa.
Bapak Presiden yang saya hormati, dan selalu saya rindukan jiwa kepemimpinannya.
 Dua hari setelah gempa terjadi, Bapak Presiden mengunjungi daerah Bantul, tepatnya di Pedukuhan  Gresik, yang bersebelahan dengan dusun tempat saya tinggal. Saya sangat terkesan sekali kepada bapak. Saat itu ada seorang ibu, korban gempa yang menangis tersedu-sedan dihadapan Bapak Presiden dan memegang tangan bapak, dengan tanggap Bapak Presiden melepas cincin emas yang ada di jari bapak, kemudian langsung diberikannya cincin itu kepada si ibu yang menangis di hadapan bapak, Subhanallah... Sungguh saya sangat terharu sekali saat itu, hati Bapak begitu lembut, tersentuh dengan keadaan seorang ibu itu dan  rela  menyerahkan  cincin kenangan yang  tentunya  sangat  berharga  bagi  bapak.  Saya sangat  bangga mempunyai Bapak Presiden yang  berhati lembut namun cepat tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat khususnya saat terjadi bencana alam .
Berkat kerja keras dan keterlibatan semua pihak terutama masyarakat, setelah enam tahun berlalu, lingkungan saya kini hijau kembali, rindang, dan segar. Setiap pagi banyak masyarakat yang melakukan olahraga pagi seperti jalan-jalan pagi, jogging, dan bersepeda. Masyarakat pun menjadi paham akan pentingnya pepohonan dan tanaman. Tanpa tumbuhan, udara rasanya panas, gerah, dan sangat tidak nyaman beraktivitas. Oleh karena itu, menanam pohon harus menjadi budaya masyarakat Indonesia.
Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon  maaf  jika  ada  kekurangan dan kekhilafan  dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.



Hormat saya,

Elida Nurul Fitri

0 comment:

 
♥ hope dreams come true ♥ Blog Design by Ipietoon